Fakta Tambang Nikel di Pulau Obi, Penghasil Bahan Baku Baterai Mobil Listrik

Di Wilayah Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara terdapat sebuah Pulau yang bernama Pulau Obi yang memiliki tambang nikel terbesar di wilayah Indonesia. Tambang Nikel adalah salah satu bahan tambang yang penting digunakan oleh Manusia untuk menghasilkan sesuatu barang yang dapat dimanfaatkan oleh Manusia, termasuk tambang nikel di pulau obi. 

Tambang Nikel di Pulau Obi saat ini menjadi Tambang Nikel untuk menghasilkan bahan baku baterai untuk Mobil Listrik, sehingga Tambang Nikel di Pulau Obi Halmahera Selatan juga disebut sebagai Tambang yang Menghasilkan Nikel sebagai Harta Karun terbesar di Dunia 

Dalam Artikel ini akan membahas mengenai beberapa Fakta Mengenai Tambang Nikel Pulau Obi lainnya sebagai bahan baku  baterai untuk Mobil Listrik. Apa saja Fakta mengenai tambang nikel lainnya di Pulau Obi? Mari Anda simak informasinya di bawah ini

Proses Pengembangan Kendaraan Listrik yang Menggunakan Nikel

Proses Pertama yang dilakukan yaitu Bijih Limonit akan diekstrak logam nikel dan kobalt dengan menggunakan teknologi canggih. Nikel dan Kobalt dengan maksimal sehingga dapat diekstrak di dalam autoclave yang juga menggunakan asam sulfat dengan konsentrasi tinggi pada temperatur suhu dan tekanan yang juga tinggi dengan waktu singkat.

Kemudian alasan proses tersebut menggunakan asam sulfat karena senyawa asam sulfat tersebut sebagai sumber energi yang akan menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate atau MHP. Selanjutnya Sisa Hasil Pengolahan Bijih Limonit ini akan membentuk tekstur yang padat, namun tidak berbahaya dan tidak beracun. Sisa Pengolahan ini akan diletakkan pada lubang bekas tambang. Hal ini juga telah memperoleh izin dari Lembaga KLHK sehingga aman untuk dilakukan di Pulau Obi.

Dalam Proses Pengolahan tersebut diharapkan menjadi salah satu kesempatan bagi Anak Bangsa yang mempelajari teknologi canggih tersebut di masa mendatang.

Konservasi Mineral yang Dilakukan di Pulau Obi

Tambang Nikel di Pulau Obi juga memiliki Perusahaan yang bernama Harita Nickel yang memiliki unit usaha yang juga bernama Halmahera Persada Lygend. Unit Usaha Halmahera Persada Lygend tersebut telah berhasil melakukan upaya Konservasi Mineral dengan mengolah bijih nikel limonit yang memiliki kadar yang rendah menjadi produk yang bernilai ekonomis dan menjadi salah satu tempat tambang nikel yang strategis bagi Wilayah Indonesia hingga Dunia.

Perusahaan Harita Nickel sebagai salah satu Perusahaan yang menerapkan Teknologi Canggih dan Ramah Lingkungan sehingga dijadikan kantor cabang di industri pertambanvan oleh Pemerintah Indonesia yang menempatkan sisa hasil pengolah nikel limonit sebelumnya yang berupa padatan di area bekas tambang di Pulau Obi tersebut

Menggunakan Inovasi Teknologi HPAL untuk Menghasilkan Bahan Baku Baterai Kendaraan Listrik 

Salah Satu Teknologi Pengolahan Bijih Nikel Limonit pada tambang nikel di pulau obi yaitu Teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) yang merupakan teknologi pertama yang digunakan di Indonesia yang telah melakukan produksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) selama hampir 2 tahun sejak beroperasi pada tanggal 23 Juni Tahun 2021.

Mixed Hydroxide Precipitate yang dihasilkan tersebut akan diolah menjadi Nikel Sulfat dan Kobalt Sulfat. Dari hasil produk yang dihasilkan tersebut, akan digunakan sebagai bahan baku dari baterai kendaraan listrik, termasuk untuk mobil listrik. Hal ini menunjukkan bahwa Bijih Nikel Limonit telah dimanfaatkan dengan baik sehingga bernilai ekonomis dan dapat mendukung upaya pemerintah dalam transisi program energi bersih.

Apresiasi dari Salah Satu Ahli mengenai Tambang Nikel di Pulau Obi

Penggunaan Teknologi HPAL di Tambang Nikel Pulau Obi tersebut mendapatkan apresiasi dari salah satu Ahli yaitu Guru Besar Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung yang bernama Muhamad Zaki Mubarok terkait dengan Proses Pengolahan Bijih Nikel Limonit yang dilakukan oleh Harita Nickel.

Zaki Mubarok mengatakan bahwa teknologi HPAL yang digunakan oleh Perusahaan Harita Nickel merupakan inovasi baru yang diterapkan pertama kali di Indonesia. Hal ini karena belum ada proses pengolahan bijih nikel yang memiliki kadar rendah sebelumnya, sehingga proses pengolahan bijih limonit yang dilakukan oleh Harita Nickel tersebut memiliki emisi gas karbondioksida yang rendah sehingga lebih ramah lingkungan.

Fakta Logam Nikel Secara Umum dan Karakteristiknya

Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam diperbaharui dan tidak diperbarui, salah satunya Tambang Nikel di Pulau Obi yang dimiliki oleh Indonesia. Beberapa fakta umum mengenai nikel yang sangat terkenal di dunia adalah Nikel sebagai salah satu Harta Karun yang berbentuk logam terbesar di Dunia. Hal ini lah yang menjadikan alasan pengembangan kendaraan listrik yang memiliki baterai dengan Logam Nikel sebagai bahan baku dari Baterai tersebut.

Kemudian Karakteristik dari logam nikel memiliki nilai kadar yang tinggi yang disebut dengan bijih nikel saprolit hingga kadar rendah yang disebut dengan bijih nikel limonit. Namun Nikel yang dipakai untuk Bahan Baku Baterai Kendaraan Listrik yaitu Nikel Limonit yang memiliki Kadar Rendah yang dianggap tidak ekonomis. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh Tambang Nikel di Pulau Obi yang menjadikan Nikel sebagai bahan baku baterai Kendaraan Listrik dengan nilai jual yang tinggi.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa Tambang Nikel yang dikelola oleh Perusahaan Harita Nickel di Pulau Obi tersebut sangat bermanfaat bagi Industri Pertambangan hingga Pada Perusahaan Kendaraan Listrik yang juga sangat berguna. Selain itu Pengolahan Tambang Nikel tersebut menjadi salah satu cara untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di pulau obi yang memanfaatkan tambang nikel dengan menghasilkan bahan baku baterai kendaraan listrik yang bernilai jual tinggi.